Memilih
10 pemain MU terbaik sepanjang sejarah bukanlah hal mudah karena MU adalah klub
besar dengan sejarah yang luar biasa dan mempunyai banyak deretan pemain bagus
dan berkelas. Walaupun begitu, jika dipersempit, era yang menonjol selama
perjalanan panjang United mulai dari 1878 ketika masih bernama Newton Heath sampai
sekarang adalah era Matt Busby yang terkenal dengan Busby Babes nya dan tentu
saja era Ferguson karena sebenarnya dia sendirilah yang berada di posisi
teratas jika kita bicara tentang legenda secara keseluruhan. Meskipun tentu
saja ada banyak pemain hebat lain selain era tersebut, tetapi saya pikir dua
era tersebut adalah sesuatu yang sangat tidak bisa kita tinggalkan.
1) George Best
Simply the
best. Genius. Pernah mencetak gol enam gol dalam satu pertandingan. Publik
lokal Irlandia Utara (negara asal George Best) sering berkata,” Maradona good;
Pelé better; George Best”. Pemain ini tahun 1999 masuk di posisi 11 dalam IFFHS
European Player of the Century election, dan juga ranking 16 di the World
Player of the Century election. Best mengkombinasikan akselerasi, dua kaki,
keseimbangan, dan kemampuan menjaga bola dan mengelabui pemain lawan yang luar
biasa. Bahkan banyak orang mengatakan dia mirip Lionel Messi di masa lampau.
Ketika George Best masih berusia 23 tahun, dia sudah bermain sebanyak 300 kali
untuk United dan merupakan pemain paling populer di dunia saat itu. Meskipun
dia pensiun dini di usia 27, tetapi George Best adalah pemain paling bertalenta
di era Matt Busby, dan dialah the truly Busby Babes. Dia juga seorang superstar
di masanya, mirip dengan David Beckham saat ini. Best adalah sosok yang
berhasil meningkatkan derajat sepakbola dari permainan para pekerja menjadi
hiburan masa kini. Salah satu quotesnya yang terkenal adalah: “I once said
Gazza's IQ was less than his shirt number and he asked me: "What's an IQ?”
2) Ryan Giggs
Salah satu winger terbaik dalam sejarah MU dan mungkin
juga Eropa. The Welsh Wizard adalah pemegang rekor caps terbanyak untuk MU
(melewati rekor Bobby Charlton), dan masih aktif bermain sampai saat ini.
Winger kidal ini terkenal akan akselerasinya yang cepat menyisir sisi kiri
lapangan dan di usia yang semakin bertambah, dia lebih visioner dengan
umpan-umpannya yang akurat. Gol melawan Arsenal di semifinal FA Cup tahun 1999
mungkin adalah gol terbaiknya. Berlari membawa bola lebih dari setengah
lapangan setelah memotong umpan dari Vieira, dia melewati 4 pemain Arsenal dan
di sudut sempit dia berhasil menaklukkan David Seaman lewat tendangan kerasnya.
Selain itu di tahun yang sama dia juga berhasil membuat gol di masa injury time
yang menyelamatkan MU dari kekalahan atas Juventus pada semifinal leg I Champions
League di Old Trafford. Giggs merupakan salah satu pemain penting dalam
keberhasilan MU meraih treble winner di tahun 1999. Giggs sekarang bersama Paul
Scholes, sebagai pemain yang tersisa sejak memenangi treble, memimpin barisan
muda MU mencoba meraih trofi ke 20 Liga Inggris. Giggs juga dinobatkan sebagai
pemain terbaik United sepanjang masa dalam polling internasional di tahun 2011
lewat web resmi klub.
3) Bobby Charlton
17 tahun menjadi pemain MU dan merupakan
pencetak gol terbanyak bagi MU sepanjang masa, 249 gol dari 758 pertandingan.
Bobby Charlton juga merupakan kunci penting MU meraih gelar European Cup atau
sekarang lebih dikenal dengan Champions League di tahun 1968, mengikuti gelar
Liga di tahun sebelumnya. Rataan gol nya mungkin bukan yang paling bagus,
tetapi dia adalah figur penting dalam kesuksesan MU meraih kejayaan di masanya.
Dia juga pemegang rekor penampilan terbanyak kedua untuk MU di bawah Ryan
Giggs. Pemenang Ballon D’Or tahun 1966, di tahun yang sama dia menjadi skuad
Inggris yang berhasil memenangi Piala Dunia, satu-satunya gelar mayor bagi
Inggris yang pernah mereka dapat. Ada sedikit cerita menarik ketika MU melawan
Munchen di final Champions League 1999. Bobby Charlton sudah meninggalkan
bangku penonton ketika pertandingan memasuki menit ke 90. Ketika dia berada di
luar, dia mendengar sorakan penonton dan tahu bahwa United berhasil menyamakan
kedudukan. Sir Bobby berusaha cepat-cepat kembali lagi ke bangku penonton
tetapi ternyata ada sorakan lagi sesaat sebelum dia masuk ke tribun dan dia
menyadari bahwa dia ketinggalan dua gol telat United yang berhasil membalikkan
kedudukan.
4) Denis Law
5) Paul Scholes
6) Eric Cantona
Cantona
adalah pemain yang pintar, flamboyan, dan punya pengaruh sangat penting dalam
permainan United. Publik tentu masih mengingat tendangan kungfunya kepada
seorang penonton sebagai hal negatif yang melekat padanya, tetapi dia adalah
pemain yang istimewa. Cantona bergabung dengan MU di pertengahan musim
1992/1993, dan membantu MU meraih gelar Liga secara mengejutkan karena dalam
setengah musim sebelum dia datang, MU dalam posisi tertinggal dengan Aston
Villa, Blackburn Rovers, dan Queen Park Rangers. Cantona membawa gelar Liga
lagi bagi MU di musim berikutnya dan menjadi duet maut bersama Mark Hughes
dengan di belakangnya ada gelandang kreatif macam McClair. Selain gelar Liga,
Cantona juga memenangi FA Cup dan PFA Player of the Year. Kehebatan Cantona
ternyata diikuti perangainya yang bengal. Sering mendapat kartu merah, pernah
meludah kepada seorang penonton, menendang pemain Crystal Palace diikuti dengan
kungfu kick nya ke arah suporter Palace. Cantona dianggap membawa perbedaan di
MU, ketika dia tidak sedang main karena masih dalam masa hukuman larangan
bertanding, MU kalah dalam perebutan gelar melawan Blackburn. Di musim
berikutnya Cantona comeback ke lapangan dan kembali membawa United meraih double
winner, gelar Liga dan FA cup. Yes, he is the King, mengantar United meraih 4
gelar Liga dalam 5 musim (1 musim runner up karena Cantona menjalani masa
hukuman) cukup untuk membuatnya masuk dalam daftar legenda United.
7) Peter Schmeichel
The Great
Dane. Kiper terbaik yang pernah dimiliki MU dengan fisiknya yang tinggi besar
dan aksi-aksi penyelamatannya yang spektakuler. Bermain dari tahun 1991-1999
untuk MU dengan total 292 pertandingan di Liga. Schmeichel di tahun 1992 dan
1993 terpilih sebagai “The World’s Best Goalkeeper”. Schmeichel juga mempunyai
catatan clean sheet ratio yang paling tinggi dalam sejarah Premier League
dengan 46% dari total bermain yang berakhir dengan tanpa kebobolan. Dia menutup
karir di United dengan gemilang, meraih treble di tahun 1999 dan juga menjadi
kapten di final Champions League melawan Munchen yang dimenangkan MU dengan
sangat dramatis. Aksi penyelamatannya ketika melawan Arsenal pada semifinal FA Cup
di musim 1998/1999 mungkin yang paling banyak dikenal dan diingat orang. Dia
mementahkan tendangan pinalti Dennis Bergkamp di injury time babak kedua yang
membawa pertandingan ke extra time dan kemudian gol spektakuler Giggs mengantar
kemenangan MU.
8) Christiano Ronaldo
Ronaldo
adalah fenomena. Dia dibeli karena penampilan luar biasanya ketika MU
menghadapi klub nya saat itu, Sporting Lisbon, dalam sebuah partai persahabatan
yang dimenangkan Sporting dengan skor 3-1. Ronaldo sendiri mencetak 2 gol untuk
kemenangan Sporting. Dalam perjalanan pulang, para pemain United
membicarakannya dan akhirnya kemudian dia didatangkan ke Old Trafford pada
tahun 2003 untuk mewarisi nomor 7 milik David Beckham. Tidak diragukan lagi,
dia adalah salah satu talenta terbaik milik MU. Sebagai seorang winger, Ronaldo
sangat tajam. Dia bisa mencetak gol melalui kepala, kaki kanan, maupun kaki
kirinya. Seorang eksekutor pinalti dan tendangan bebas yang mumpuni, pelari
yang sangat cepat di lapangan bahkan ketika dia masih membawa bola, selain itu
kemampuannya melewati pemain lawan membuat klub lain selalu menempel Ronaldo
dengan dua pemain ketika dia membawa bola. Tahun 2008 adalah tahunnya Ronaldo.
Dia seolah memenangkan semuanya sendirian. Membawa pulang semua gelar
individual dan membawa United meraih duoble winner (Premier dan Champions
League). Ronaldo meninggalkan United tahun 2009, memecahkan rekor transfer
dunia senilai 80 juta pound dan memulai masa legendarisnya di Real Madrid.
9) Bryan Robson
Long
lasting captain. Dia bergabung dengan MU sejak tahun 1981 dan 10 tahun lebih
menjadi kapten MU bukanlah catatan yang dapat diremehkan. Sebelum Cantona
menjadi kapten dan memulai era keemasannya sendiri, Robson adalah pemilik nomor
keramat 7 serta pemimpin sejati di lapangan. Robson menjuarai gelar liga
pertamanya di tahun 1992-1993 setelah 11 tahun karirnya bersama MU dimana MU
mulai membeli Eric Cantona yang menjadi suksesornya. Robson di musim berikutnya
menyerahkan nomor 7 nya kepada Cantona meskipun dia masih menjadi kapten jika
dia tampil sebagai pemain utama. Robson juga masuk daftar sebagai “Football
League 100 Legends” di tahun 1998 dan catatan unik lain yaitu Robson masuk
salah satu dari “16 greatest players West Bromwich Albion” dalam polling
menyambut ulang tahun ke-125 klub tersebut.
10) Roy Keane
Saya dalam
keadaan sangat dilema ketika harus memilih Roy Keane atau Wayne Rooney di
daftar ini, tetapi saya yakin Rooney akan masuk daftar, bahkan di nomor satu,
ketika nanti dia pensiun sebagai pemain Manchester United. Untuk Roy Keane, dia
adalah tipe pemain yang akan dibutuhkan semua manager/pelatih di muka bumi
untuk ditempatkan di tengah. Dia tidak pernah mundur dari konfrontasi, ball
winner, mengcover lapangan tengah dengan sangat luar biasa, dan kadang mencetak
gol penting. Pemain ini tidak pernah sepi dari kontroversi dan lumayan sering
mendapat kartu merah. Walaupun begitu, Roy Keane selalu memberikan 100 persen
dari dirinya. Partai yang paling banyak diingat orang adalah ketika melawan
Juventus di semifinal Liga Champions tahun 1999, dia bermain luar biasa dan
berhasil membawa MU membalikkan kedudukan dengan skor 3-2 setelah tertinggal
2-0. Lampard pernah berkata kalau pemain yang paling dia takuti adalah Keane.
Lampard akan lebih memilih cepat-cepat mengoper bola daripada harus berhadapan
dengan Roy Keane.